Wednesday, June 18, 2025

BATAK KARO

BATAK KARO

Suku Batak Karo adalah salah satu sub-suku dari kelompok etnis Batak yang mendiami wilayah Sumatera Utara, khususnya di daerah dataran tinggi Karo. Berikut adalah ringkasan sejarah Batak Karo:
_____________________________________________

1. Asal Usul

Suku Karo merupakan bagian dari rumpun Batak, namun memiliki bahasa, adat, dan struktur sosial yang khas. Mereka menempati wilayah Kabupaten Karo, sebagian Deli Serdang, Langkat, dan Tanah Karo (sekitar dataran tinggi Karo dan kaki Gunung Sinabung).

Terdapat dua teori utama tentang asal usul Batak Karo:

Teori Lokal: Menyebutkan bahwa nenek moyang orang Karo berasal dari dataran tinggi Karo itu sendiri, dan berkembang menjadi masyarakat agraris dengan sistem kekerabatan dan adat yang kuat.

Teori Migrasi: Mengaitkan asal-usul Karo dengan migrasi dari wilayah Asia lainnya, termasuk India Selatan atau Indocina, karena adanya pengaruh budaya Hindu dan Buddhis kuno dalam tradisi dan nama-nama marga tertentu.
---

2. Sistem Sosial

Suku Karo memiliki sistem marga (merga) yang sangat penting dalam struktur sosial mereka. Terdapat lima marga induk, yang disebut Merga Silima:

1. Karo-karo
2. Ginting
3. Perangin-angin
4. Sembiring
5. Tarigan

Dalam masyarakat Karo, marga menentukan aturan pernikahan (harus menikah di luar marga), posisi dalam adat, dan sistem pewarisan.

---
3. Pengaruh Hindu dan Budaya India

Sebelum masuknya agama Kristen dan Islam, masyarakat Karo banyak dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan kepercayaan animisme. Bukti pengaruh ini bisa dilihat dalam upacara adat, nama-nama marga (seperti Sembiring Brahmana), dan praktik spiritual.

---

4. Masa Penjajahan Belanda

Pada masa kolonial Belanda, dataran tinggi Karo sempat sulit dijangkau karena medan berat dan perlawanan dari masyarakat lokal. Namun, Belanda kemudian berhasil menguasai wilayah ini, terutama karena kepentingan ekonomi seperti perkebunan tembakau di daerah Deli. Masuknya pemerintahan kolonial membawa serta misionaris Kristen, yang kemudian menyebarkan agama Kristen Protestan dan Katolik ke masyarakat Karo.

---

5. Agama dan Kepercayaan

Saat ini, agama yang dianut oleh masyarakat Karo sangat beragam:

Kristen Protestan (banyak dari GKPI dan GBKP)

Katolik

Islam (terutama di dataran rendah)

Sebagian kecil masih memegang kepercayaan tradisional Pemena

---
6. Budaya dan Adat

Karo memiliki tradisi seni dan budaya yang kaya, antara lain:

Tari Landek

Pakaian adat (ulos Karo yang disebut "uis")

Rumah adat Karo (berbentuk panggung dengan atap melengkung tinggi)

Upacara perkawinan, kematian, dan ritual adat yang sakral

---
Falsapah dan kekerabatan
Hal lain yang penting dalam susunan masyarakat Karo adalah rakut sitelu, yang artinya secara metaforik adalah Tungku Nan Tiga, yang berarti Ikatan yang Tiga. Arti rakut sitelu tersebut adalah Sangkep Nggeluh (Kelengkapan Hidup) bagi orang Karo. Kelengkapan yang dimaksud adalah lembaga sosial yang terdapat dalam masyarakat Karo yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu:

Kalimbubu
Anak Beru
Sembuyak

Kalimbubu dapat didefinisikan sebagai keluarga pemberi istri.

Anak Beru yaitu keluarga yang mengambil atau menerima istri.

Sembuyak adalah keluarga satu galur keturunan merga atau keluarga inti.



Orang Karo mempunyai salam khas yaitu Mejuah-juah atau lengkapnya adalah mejuah-juah kita kerina yang memiliki arti sehat-sehat kita semua, baik-baik kita semua, kedamaian, kesehatan, kebaikan untuk kita semua.

    • oleh pihak kalimbubu-nya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak Beru Tua juga berfungsi sebagai Anak Beru Singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat
    • Anak Beru Cekoh Baka Tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubu-nya. Anak Beru Cekoh Baka Tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah Anak Beru Cekoh Baka Tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga Bere-bere Mama.
  1. Anak Beru Menteri, yaitu anak berunya si anak beru. Asal kata Menteri adalah dari kata Minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubu-nya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut Anak Beru Singkuri, yaitu anak beru-nya si Anak Beru Menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.
Kesenian

Orang Karo mempunyai beberapa kebudayaan tradisional, mulai dari kesenian (sastra), dan tari tradisional. Beberapa tari tradisional Karo adalah:

Piso Surit
Tari Lima Serangkai
Tari Terang Bulan
Tari Baka
Tari Ndikkar
Tari Ndurung
Tari Tongkat
Tari Sigundari
Tari Mbuah Page
Tari Tiga Sibolangit
Pantun
Petatah petitih
Petuah
Syair (bersyair)
Senandung/nandung (dendang)
Gendang
Guro Aron-aron
Gurindam
Anding-andingen
Kuan-kuanen
Bilang-bilang (ratapan)
Cakap Lumat
Dengang Duka
Gundala Gundala
Tari sambut/tari penyambutan/tari persembahan (Tari Mejuah-juah)
Seni bela diri (Silat Karo)

Seni bela diri orang karo merupakan Silat Karo yang dalam bahasa Karo disebut ndikar. Kata tersebut mulai jarang digunakan masyarakat Karo sehingga kini asing terdengar. Masyarakat Karo dewasa ini cenderung menyebutnya dengan nama Silat Karo saja.

Kata ndikar untuk penamaan bela diri/silat dalam bahasa Karo kadang kerap disamakan dengan kata pandikar. Kata ndikar hanya untuk menyebut silat/bela diri, sedangkan pandikar merupakan seseorang yang mempunyai ilmu bela diri yang tinggi atau bisa juga orang yang mendalami ilmu bela diri dan memiliki ilmu bela diri.

Kuliner karo
Kuliner Karo banyak ragamnya, salah satu yang terkenal adalah babi panggang karo, sering disingkat sebagai BPK. Babi panggang karo dibuat dengan cara memanggang babi yang sebelumnya telah diberi bumbu khas, yang di dalamnya terdapat tuba atau andaliman. Umumnya orang Karo yang menjual babi panggang karo di warung makan ataupun restoran, namun tidak jarang juga ditemukan orang non-Karo yang juga menjual hidangan tersebut seperti orang Batak Toba, Nias, dan lain-lain.

Kuliner Karo lainnya meliputi: kidu-kidu, manuk getah, arsik nurung mas, cimpa, unung-unung, cincang bohan, pagit-pagit, trites, gule kuta-kuta (gulai ayam kampung), tasak telu, mi keling, bihun bebek, bika ambon, lemang Karo, cipera, anyang pakis, gule bulung gadung, dan lain-lain.

Minuman
Selain makanan, minuman khas Karo pun banyak macam ragamnya. Minuman yang terkenal adalah susu kitik, yaitu teh susu telur khas Karo. Minuman ini umumnya disajikan di warung kopi di daerah Karo.

No comments:

Post a Comment

TRIP MEDAN - TASIK TOBA - BRASTAGI 5 DAYS 4 NIGHTS

PESONA TRIP MEDAN – TASIK TOBA – BERASTAGI 5 HARI DAN 4 MALAM DAY 01 : AIRPORT KUALA NAMU – TASIK TOBA ( L,D ) - Mee...