Menurut sumber dari tradisi Batak (meskipun masih membutuhkan rujukan historis yang kuat), nama Indrawarman muncul sebagai komandan pasukan Kerajaan Singhasari yang dikirim ke wilayah Sumatra. Misi utamanya adalah memperluas pengaruh Singhasari, sesuai dengan kebijakan ekspansionis kerajaan pada masa itu.
Namun, sejarah mencatat bahwa Indrawarman mengambil langkah berbeda dari rencana pusat kekuasaan. Alih-alih kembali ke Jawa atau tunduk pada penguasa penerus Singhasari, yaitu Kerajaan Majapahit, Indrawarman memilih menetap dan mendirikan kerajaan baru yang dikenal dengan nama Kerajaan Silo di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Simalungun, Sumatra Utara.
Ketika Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada sedang giat melaksanakan Sumpah Palapa tekad suci untuk menyatukan Nusantara maka pada tahun 1339, Majapahit mengirimkan ekspedisi militer ke Sumatra. Pasukan tersebut dipimpin oleh Adityawarman, seorang tokoh bangsawan Majapahit yang ditugaskan sebagai wakil raja di wilayah barat.
Dalam ekspedisi ini, Kerajaan Silo berhasil ditaklukkan. Indrawarman diberitakan gugur dalam serangan tersebut, menandai berakhirnya perlawanan lokal terhadap dominasi Majapahit di wilayah Sumatra Timur.
Yang menarik, dalam sejumlah kisah legenda, Indrawarman disebut tidak pernah kembali ke tanah Jawa, berbeda dengan tokoh Mahisa Anabrang pemimpin Ekspedisi Pamalayu yang kembali ke Jawa pada tahun 1293. Perbedaan ini membuat sejumlah sejarawan kesulitan untuk menyamakan kedua tokoh tersebut sebagai satu orang yang sama.
Jejak sejarah ini memperkaya narasi Nusantara akan keberanian, pembangkangan, dan semangat mendirikan kekuasaan lokal, sekaligus memperlihatkan bagaimana Majapahit secara sistematis menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil demi menggenapi cita-cita persatuan wilayah kepulauan.
Sumber : Wikipedia
#SejarahNusantara
#KerajaanSilo
#Indrawarman
#EkspedisiMajapahit
#Adityawarman
#SumpahPalapa
#WarisanSejarahSumatra
No comments:
Post a Comment